puisi sang pencerah

Sudah sekian lama aku merasakan cinta 

baru kali ini aku merasakannya

merasakannya secara sempurna

begitu indah...

Aku merasakan kesempurnaan itu

setelah mengenal musik hadroh

sebuah musik islami

yang begitu indah di dengar

Alat musik dengan cara ditabuh saling mengisi

mengisi antara tabuhan satu dengan yang lain

seperti cinta yang saling mengisi

antara satu insan dengan insan yang lain

Tanpa saling mengisi

semua terasa pecah tak mengarah

bagaikan kapas yang tertiup angin

berterbanga tak mengarah

Aku berharap dalam hati

agar selalu merasakan cinta

cinta yang sempurna

bagaikan musik hadroh yang saling mengisi

 

 

 

 

ketulusan cintaku

air hujan yang membasahi melati terlalu sempurna untuk melati

hingga melati tak sanggup untuk membalas ketulusannya

begitu pula diriku yang takpantas tuk memiliki ketulusan cintamu

andai kau tau akupun masih sama mencintaimu

walaupun status kita tak lagi berpacaran

semua itu tak berpengaruh bagi perasaanku padamu

karna cintaku juga tulus dari hati terdalam

percayalah jika takdir ilahi menakdirkan kita bersama

insyaAllah malaikat cinta kan mempertemukan kita 

dalam pelaminan surga 

dengan beribu benang cinta yang terajut antara kau dan aku

LOVE YOU,just the way you'are 

                                                                        sahabatbintang

 Taman bunga

kulihat air hujan turun membasahi bunga melati dengan tulus dan ikhlas

sehingga bunga melatipun tersenyum manis dan wangi

aku dulu dan sekarang masih tulus mencintai

dan menyayangimu agar kau slalu tersenyum manis

seperti bintang yang indah dilangit

meski kini kita sahabat

aku tetap mencintai dan menyayangimu

mubtada'pun tak mau kehilangan khobarnya

i love u sayang...

LOVE YOU,just the way you'are 

                                                                        sangpencerah

                                                                           

di hari yang penuh berkah...

 setelah iedul fitri

yang telah membersihkan...

 jiwa dan raga kita

belum sempurna bila belum bersedekah

dan mendekatkan diri kepada Allah

yaitu hari Iedul Adha

yang menceritakan

sebuah ketulusan dalam bersedekah

begitu Maha Pemurah Allah 

memberikan pahala yang besar dan mulia

hepada hamba-Nya yang tulus bersedekah

maka dari itu...

mari kita mencoba menjadi manusia yang dermawan

kepada siapapun..

terutama kepada saudara kita

yang membutuhkan pertolongan kita

 

 

 

hari - hari yang kosong

kegelisahan hati

tak ada semangat di dalam hati

bagaikan hidup

di dalam kota yang mati

menyendiri

tanpa ada siapapun yang peduli

berhijrah ke kota lautan ilmu

tapi, selalu dan selalu merasa lebih bisa

dalam hal apapun

dan kepada siapapun

apakah seperti ini harapan bangsa ! 

bagaimana bangsamu bisa maju,

sedangkan kau tak bersungguh- sunnguh !

seperti apa bangsamu nanti !

padahal, bangsa yang maju

itu berawal dari seseorang yang lebih tau

tau apa, bagaimana, dan kenapa

bangsa itu bisa maju, dan menjadi maju

yakni seorang yg telah mapan

mapan dalam ilmu

bukan dalam kenakalan

ya sebab ilmu

ilmu itu segalanya

dan ilmu bisa membawa bangsa

pada bangsa yang maju

dan slalu mengintropeksi diri

sebelum mengintropeksi bangsanya

selalu tawadhu kepada siapapun

terutama kepada yang lebih tua

ku akui dulu kita bagaikan al dan tanwin

dia tu musuh bebuyutan 

dimana ada al, pasti nggak ada tanwin

sampai-sampai aku merasa seperti hiruf 'illat yang merusak i'robmu

tapi kini aku bagaikan faiilku di mana ku tak bisa hidup tanpamu

tanpa kehadiranmu 

disampingku.

sampai-sampai aku ingin seperti khobar yang bisa mengikuti mubtada' 

dan seperti tabi' yang bisa mengikuti rofa'mu

nashabmu

dan jarrmu

bahkan walau dirimu menjadi mudhof,

aku rela menjadi mudhof ilaihnya

dan aku akan berusaha untuk selalu menjadi mudhof ilahmu

tak perlu pake huruf jarr, mudhof illaih tabi' dan amil, 

aku akan berubah tanpa kau paksa

(sms)

angin malam yg menghembus penat..

bintang - bintang menyaksikan kerisauan hatiku..

dan bulan terus berharap aku slalu berseri dengan memancarkan sinarnya...

dengan ditemani buku dan pena..

dan susana yg hening yg menyejukkan..

 dan ku menumpahkan tinta pena dg kuasa hatiku

 pada slembar kertas putih nan lembut..
 

Ya Allah..

jadikanlah perasaan hatiku ini bahagia dan ceria..

 seperti mentari yg Kau ciptakan..

 untk menerangi smesta di pagi hari..

dan bulan di malam harinya..

aku yg kini menyendiri..

entah hal apa yg membuatku seperti ini..

tak seperti diriku yg biasanya..

yg slalu ceria dan bahagia...

hanya kepadaMu hamba meminta..

'kembalikanlah ceria dan bahagia hambamu ini'

hamba yg lemah dan tak bisa berbuat apa - apa..

dan mengakui kelemahan sebagai hambaMu.

kabulkanlah do'aku..

dan slalu mendapat rahmatMu..

Amin